Kamis, 09 April 2020

Makna Lagu 'Berita Cuaca' Karya Gombloh yang Populer dengan Nama 'Lestari Alamku'

Wawan Setiawan Tirta
Saya pertama kali mendengar lagu "Berita Cuaca" dengan menyebutnya lagu "Lestari alamku". Maklum, kebiasaan sejak kecil (mungkin sampai sekarang, anak kecil begitu) menyebut judul lagu dengan kata pertama dalam lirik. Misalnya lagu Rayuan Pulau Kelapa banyak yang menyebut sebagai lagu: Tanah Airku. Karena lirik lagu diawali dengan: tanah airku yang kucinta.

Nah, lagu Berita Cuaca  yang awalnya saya sebut lagu Lestari Alamku, saya tidak mendengar versi aslinya yang dibawakan oleh Gombloh. Versi yang saya dengar dan melekat adalah yang dinyanyikan oleh Boomerang. Grup band rock yang ngetop di tahun 20000-an.

Saya mendengarnya dari kaset pita yang diputar oleh kakak. Menggunakan tape sederhana, sepertinya hasil rakitan temannya. Dengan satu sound tanggung. Hampir setiap pagi, kaset itu diputar.

Setiap kali diputar, pasti saya mendengar lagu Lestari Alamku. Karena memang tidak bisa di-skip, semua lagu Boomerang di Album "Pelangi" kalau tidak salah judulnya. Bisa terdengar berulang. Sampai hafal. Tapi, sepengetahuan saya, lirik lagu Lestari Alamku berbunyi begini:

Lirik Lagu Lestari Alamku 

Lestari alamku, lestari desaku
Di mana Tuhanku menitipkan aku
Nyanyi bocah-bocah di kala purnama
Nyanyikan pujaan untuk nusa

Damai saudaraku, suburlah bumiku
Kuingat... ingat ibuku dongengkan cerita
Kisah tentang jaya nusantara lama
Tentang kartaraharja di sana

Mengapa tanahku rawan kini?
Bukit-bukit pun telanjang berdiri
Pohon dan rumput enggan bersemi kembali
Dan Burung-burung pun malu bernyanyi

Kuingin bukitku hijau kembali
Semak rumput pun tak sabar menanti
Doa 'kan kuucapkan hari demi hari
Sampai kapankah hati ini lapang ini?

Nyanyi bocah-bocah di kala purnama
Nyanyikan pujaan untuk nusa

Lirik di atas yang sering saya nyanyikan. Ketika menyanyikan lagu 'Berita Cuaca'. Sebelumnya akhirnya saya tahu, bahwa Lirik Berita Cuaca yang sebenarnya adalah berbunyi begini:

Lestari alamku, lestari desaku
Di mana Tuhanku menitipkan aku
Nyanyi bocah-bocah di kala purnama
Nyanyikan pujaan untuk nusa

Damai saudaraku, suburlah bumiku
Kuingat ibuku dongengkan cerita
Kisah tentang jaya nusantara lama
Tenteram kartaraharja di sana

Mengapa tanahku rawan kini?
Bukit-bukit pun telanjang berdiri
Pohon dan rumput enggan bersemi kembali
Burung-burung pun malu bernyanyi

Kuingin bukitku hijau kembali
Semak rumput pun tak sabar menanti
Doa 'kan kuucapkan hari demi hari
Dan kapankah hati ini lapang diri?

Nyanyi bocah-bocah di kala purnama
Nyanyikan pujaan untuk nusa

Damai saudaraku, suburlah bumiku
Kuingat ibuku dongengkan cerita
Kisah tentang jaya nusantara lama
Tenteram kartaraharja di sana

Lestari alamku,…


Berita Cuaca Lagu yang Melintas Zaman

Berdasarkan sumber dari wikipedia, lagu Berita Cuaca terdapat dalam album yang dirilis pada tahun 1982. Lagu ini begitu populer. Bahkan masuk dalam 150 lagu Indonesia terbaik sepanjang masa. Lagu ini (setelah saya searching di google) ternyata memang diaransemen ulang oleh Grup Band Rock asal Surabaya Boomerang pada akhir 1990-an (historia.id). Benar saja, saya mendegarnya ketika masih SMP, itu sekitar tahun 2003. Lagu-lagu pada tahun 1990-an memang bertahan lama.

Diciptakan dan dirilis pada tahun 1982, diaransemen dan dirilis ulang akhir 1990-an (rilis saat Indonesia mengalami krisis moneter dan krisis politik), versi Boomerang tetap ngetop hingga pertengahan 2000-an.

Coba dengarkan lagi lagu itu, pasti banyak di youtube atau channel musik lainnya. Dengarkan, pasti masih sangat relevan makna lagunya sekarang. Silakan dengarkan versi aslinya untuk mengetahui kualitas musik Gombloh di zamannya. Silakan dengarkan versi Boomerang untuk lagu Berita Cuaca yang lebih menghentak.

Jika dimaknai liriknya, masih relevan juga hingga sekarang. Mungkin juga sampai nanti.

Berikut ini makna lagu Berita Cuaca:

Parafrase lirik lagu Berita Cuaca

Lestari(lah) alamku, lestari(lah juga) desaku
Di mana (menjadi tempat) Tuhanku menitipkan aku (dilahirkan)
(sebuah desa tempat ) Nyanyi(an) bocah-bocah (terdengar) di kala purnama
(me)Nyanyikan (lagu-lagu) pujaan untuk nusa

(semoga) Damai saudaraku,(dan) suburlah bumiku
(apalagi ketika) Kuingat ibuku (men)dongengkan cerita
Kisah tentang (ke)jaya(an) nusantara lama
(masyarkat yang) Tenteram kartaraharja di sana

(namun) Mengapa tanahku (kondisinya) rawan kini?
(terlihat) Bukit-bukit pun telanjang (tanpa pepohonan) berdiri
Pohon dan rumput (seakan) enggan bersemi kembali
(sehingga) Burung-burung pun malu bernyanyi

Kuingin bukitku hijau (penuh pepohonan) kembali
(melihat) Semak rumput pun tak sabar menanti (diriku ini)
(maka) Doa 'kan kuucapkan hari demi hari
Dan (semoga terkabul, karena) kapankah hati ini lapang diri?

Lestari alamku,…

Dari parafrase lagu di atas, kita bisa tahu makna lagu Berita Cuaca, yang intinya menginginkan alam untuk lestari dan damai seperti dulu.

Lagu Berita Cuaca selain sangat dalam makna lirik lagunya juga mengandung unsur-unsur keindahan yang membuat lagu tersebut nyaman di dengar.

Keindahan lirik lagu Berita Cuaca karena mengandung unsur-unsur pembentuk puisi di antaranya adalah pengunaan rima di tiap baitnya, penggunaan majas, dan penggunaan kata kias.

Jika diamati, masing-masing bait mengandung rima akhir baris. Bait pertama terdiri dari 4 baris, baris 1-2 sama-sama diakhiri bunyi /u/, baris 3-4 sama-sama diakhiri bunyi /a/. Coba amati juga baris selanjutnya. Pasti ada kemiripan sajak.

Lirik lagu Berita Cuaca juga banyak mengandung majas. Majas yang banyak digunakan adalah majas personifikasi. Seolah-olah alam bertindak seperti manusia. Misalnya alam telanjang berdiri, burung enggan bernyanyi, semak tak sabar menanti. Semua itu adalah perilaku manusia.

Juga ada majas sinekdoke pars prototo, sebagian kata untuk mewakili hal yang lebih besar. Yaitu penggunaan kata hijau dalam kuingin bukitku hijau kembali. Yang dimaksud hijau kembali bukan sekadar warnya. Tapi, kata hijau mewakili hutan yang berupa pepohonan.

Lestari alamku, lestari desaku..
damai saudaraku, suburlah bumiku...