Jumat, 10 April 2020

Penanganan Bencana Alam

Wawan Setiawan Tirta
Salah satu bencana alam yang sangat sering kita dengar atau bahkan sering kita alami adalah banjir. Seperti yang sering terjadi di wilayah Jakarta atau daerah lain di Indonesia. Jika bencana tersebut menimpa kita, bagaimana menghadapinya? Banyak diantara kita mungkin ada yang tinggal di sekitar sungai yang rawan banjir. Atau mungkin tidak tinggal di sekitar sungai tapi tetap mengalami banjir. Lalu apakah sebenarnya penyebab banjir?

Bencana alam tidak hanya berupa banjir. Ada juga gempa, gunung meletus, tsunami, angin ribut (angin topan) dan lain-lain. Kita tentu tidak menginginkan bencana alam itu terjadi, akan tetapi negara kita terletak pada jalur lipatan muda mediterania yang labil, maka bencana alam tersebut tidak bisa dihindari. Bencana alam mengakibatkan hilangnya harta benda, tempat tinggal, barang berharga, bahkan nyawa. Kita harus mampu menangani bencana alam tersebut, untuk itu simaklah pembahasan  kali ini dengan baik.

A. Banjir

Yang pertama adalah banjir. Banjir merupakan peristiwa meluapnya air sungai ke daerah-daerah yang dilalui aliran sungai. Banjir hanyalah salah satu dari sekian banyak bencana alam yang sering terjadi. Keadaan ini tercipta karena daya tampung air sungai tidak mencukupi dengan volume air yang ada. Seperti kita ketahui bahwa salah satu sifat air adalah mencari tempat yang rendah, maka aliran sungai yang banjir akan menggenangi daerah yang dilaluinya. Banjir lebih disebabkan karena ulah manusia itu sendiri yang tidak menjaga lingkungannya.
Banjir sering terjadi terutama pada musim hujan dengan intensitas yang sering dan lebat. Daerah yang menjadi langganan banjir terutama pada daerah sekitar arus sungai. Namun daerah yang jauh dari sungai pun kadang terkena musibah banjir juga jika curah hujan yang datang terus menerus dan sungai tidak lagi sanggup menampung banyaknya air hujan.

Bencana banjir yang datang tentu tidak kita harapkan, namun saat musibah banjir menimpa kita, tentu kita tidak bisa hanya berdiam diri saja dan pasrah menghadapinya. Ada banyak cara untuk menghadapi banjir tersebut, Di antaranya yaitu:
  1. Selamatkan barang-barang berharga
  2. Selamatkan orang-orang yang kita sayangi setelah itu jika memungkinkan tolong juga orang-orang di sekitar tempat tinggal kita.
  3. Pindahkan barang-barang penting seperti barang elektronik, tempat tidur, dan alat rumah tangga ke tempat yang lebih tinggi, misalnya lantai dua rumah atau loteng.
  4. Jika kita tidak memiliki loteng maka bawalah pergi barang-barang penting seperti selimut, uang, perhiasan, dan bahan makanan sebisanya.
Dampak Bencana Banjir
Terjadinya banjir tentu membawa dampak. Dampak tersebut ada dampak primer, dampak sekunder dan dampak tertier.

Dampak primer merupakan dampak yang berakibat pada kerusakan fisik seperti kerusakan berbagai jenis struktur, termasuk jembatan, mobil, bangunan, sistem selokan bawah tanah, jalan raya, dan kanal.

Dampak sekunder seperti kelangkaan air bersih, timbulnya berbagai penyakit karena kondisi yang tidak higienis, kelangkaan hasil tani disebabkan oleh kegagalan panen, pepohonan atau spesies yang tidak sanggup bertahan karena genangan air akan mati karena tidak bisa bernapas.

Dampak tersier/jangka panjang seperti kesulitan ekonomi karena penurunan jumlah wisatawan, biaya pembangunan kembali, kelangkaan makanan yang mendorong kenaikan harga, dll.
Mencegah Banjir
Ungkapan lebih baik mencegah daripada mengobati sepertinya perlu kita terapkan dalam hal pencegahan banjir. Ada beberapa upaya untuk mencegah terjadinya banjir, yaitu:
  1. Membuang sampah pada tempatnya
  2. Membersihkan saluran air di sekitar rumah kita
  3. Mengadakan kerja bakti untuk membersihkan seluruh saluran air di desa kita
  4. Mengadakan bakti sosial untuk membersihkan sungai-sungai
  5. Menanam pohon-pohon untuk membantu menyerap air hujan
  6. Menyediakan lahan berupa tanah untuk penyerapan air di kala hujan, dengan kata lain tidak menembok seluruh lahan di sekitar rumah, sebagian lagi dibiarkan berupa tanah.
  7. Membuat sumur-sumur resapan untuk menampung air hujan. 
Lalu apakah bencana banjir ini selalu mendatangkan kerugian? Ternyata tidak selalu demikian. Banjir khusunya banjir yang rutin dan kecil juga ternyata mampu mendatangkan keuntungan seperti;
  1. Mengisi kembali air tanah, menyuburkan serta memberikan nutrisi kepada tanah. 
  2. Air banjir menyediakan air yang cukup di kawasan kering dan semi-kering yang curah hujannya tidak menentu sepanjang tahun. 
  3. Air banjir tawar memainkan peran penting dalam menyeimbangkan ekosistem di koridor sungai dan merupakan faktor utama dalam penyeimbangan keragaman makhluk hidup di dataran banjir.
  4. Banjir menambahkan banyak nutrisi untuk danau dan sungai yang semakin memajukan industri perikanan pada tahun-tahun mendatang, selain itu juga karena kecocokan dataran banjir untuk pengembangbiakan ikan (sedikit predasi dan banyak nutrisi).Ikan seperti ikan cuaca memanfaatkan banjir untuk berenang mencari habitat baru. Selain itu, burung juga mendapatkan manfaat dari produksi pangan yang meledak setelah banjir surut.
Banjir rutin biasa terjadi di permukiman-permukiman kuno sepanjang Sungai Tigris-Eufrat, Nil, Indus, Gangga, dan Sungai Kuning. Kelangsungan sumber energi air terbarukan sangat tinggi di daerah rawan banjir.

B. Gempa Bumi

Gempa bumi merupakan bencana alam yang terjadi karena proses alam dan bukan disebabkan karena tangan manusia. Berdasarkan penyebabnya gempa bumi dapat dibedakan menjadi dua yaitu gempa tektonik dan gempa vulkanik.  


Gempa tektonik terjadi karena adanya pergeseran di dalam lapisan kulit bumi. Gempa ini bisa berskala kecil maupun besar. Gempa yang berskala kecil umumnya hanya berupa getaran-getaran kecil pada daerah sekitar pusat gempa. Sedangkan gempa yang berskala besar berupa getaran atau goncangan besar disertai retaknya atau runtuhnya bangunan di sekitar pusat gempa. Gempa tektonik tidak bisa kita antisipasi terlebih dahulu karena datangnya tiba-tiba, dan tidak ada tanda-tanda khusus sebelum terjadinya. Jika gempa tektonik datang apalagi gempanya berskala besar maka kemungkinan untuk menyelamatkan barang-barang sangat kecil.

Gempa vulkanik adalah gempa bumi akibat letusan gunung berapi. Gempa vulkanik terjadi berdekatan dengan gunung berapi dan mempunyai bentuk keretakan memanjang yang sama dengan gempa bumi tektonik. Gempa bumi gunung berapi disebabkan oleh pergerakan magma ke atas dalam gunung berapi, di mana geseran pada batu-batuan menghasilkan gempa bumi. Gempa bumi diukur dengan menggunakan alat yang dinamakan Pengukur Richter. Gempa bumi dibagi ke dalam skala dari satu (1) hingga sembilan (9) berdasarkan ukurannya (skala Richter).

Proses Terjadinya Gempa

Gempa bumi terjadi pada retakan dalam kerak bumi yang disebut patahan yang terbentuk karena batuan rapuh dan pecah karena tekanan yang besar (meregang, menekan, atau memilin) yang mendesaknya. Tekanan yang timbul di daerah kerak ini disebabkan oleh pergerakan perlahan-lahan lempeng bumi.

Gempa bumi terjadi ketika tekanan telah semakin meningkat di daerah batuan sampai pada tingkat tertentu sehingga terjadi pergerakan mendadak. Pergerakan mendadak ini dapat menciptakan patahan baru ketika batuan pecah pada titik terlemah, atau pergerakan menyebabkan batuan tergelincir di sepanjang patahan yang ada. Ketika ini terjadi, sejumlah besar energi dilepaskan bersamaan dengan dilepasnya tekanan.

Energi yang dilepaskan menyebabkan batuan di sekitarnya bergetar, sehingga terjadi gempa bumi. Titik di mana batuan menggelincir atau pecah untuk pertama kalinya, sehingga menyebabkan gempa bumi disebut fokus. Tempat di permukaan bumi yang berada tepat di atas fokus disebut episentrum.

Gempa bumi dapat di klasifikasikan berdasarkan kedalaman fokusnya,faktor penyebab dan kekuatan gelombang atau getarannya.

1) Berdasarkan Kedalaman Fokus
Dilihat dari kedalaman pusatnya (fokus), gempa bumi dibedakan menjadi tiga, yaitu:
  1. Gempa Dangkal. Gempa dangkal terjadi pada kedalaman sekita 100 km dari permukaan bumi. Gempa jenis ini      seringkali    menimbulkan kerusakan besar.
  2. Gempa Pertengahan. Gempa pertengahan terjadi pada kedalaman antara 100-300 km di bawah permukaan bumi. Gempa ini dapat menimbulkan kerusakan ringan dengan getaran lebih terasa dibandingkan dengan gempa dalam.
  3. Gempa Dalam. Gempa jenis ini terjadi pada kedalaman sekitar 300 km dari permukaan bumi. Gempa bumi ini tidak terlalu membahayakan, tetapi getarannya masih dapat di rasakan di permukaan bumi.
2) Berdasarkan Faktor Penyebab
  1. Gempa Tektonis. Sebagian besar gempa bumi disebabkan oleh proses tektonik yaitu gerakan litosfer yang disebut lempeng.
  2. Gempa Vulkanis. Gempa vulkanis adalah gempa yang di sebabkan oleh adanya letusan atau retakan yang terjadi di dalam struktur gunung berapi. Gempa vulkanis terjadi karena magma atau batuan yang meleleh menerobos ke atas kerak bumi. Gempa vulkanis sangat terasa di daerah sekitar gunung berapi, tetapi pengaruhnya tidak terasa pada jarak yang cukup jauh.
  3. Gempa Runtuhan ( Terban ). Gempa runtuhan ( Terban ) adalah gempa yang di sebabkan oleh runtuhnya masa batuan atau tanah. Misalnya runtuhnya lorong tambang dan lorong sebuah gua kapur yang runtuh dan mengakibatkan sehingga mengakibatkan getaran yang kuat.
3) Berdasarkan Kekuatan Gelombang
  1. Gempa Akibat Gelombang Primer. Gelombang primer atau gelombang longitudinal adalah gelombang atau getaran yang merambat di dalam bumi dengan kecepatan antara 7-14 km/detik, getaran ini berasal dari fokus (pusat gempa).
  2. Gempa Bumi Akibat Gelombang Sekunder. Gelombang sekunder atau transversal adalah gelombang yang merambat dengan kecepatan antara 4-7 km/detik. Gelombang ini berasal dari fokus. Gelombang jenis ini tidak dapat melalui lapisan air.
  3. Gempa Bumi Akibat Gelombang Panjang. Gelombang yang merambat melalui permukaan bumi dengan kecepatan 3-4 km/detik.Gelombang inilah yang mengakibatkan kerusakan di permukaan bumi karena gelombang ini berasal dari fokus.
4) Berdasarkan Bentuk Episentrumnya
  1. Gempa Linear. Gempa Linear adalah gempa yang episentrumnya berbentuk garis (linear). Gempa tektonik umumnya jenis gempa linear sebab patahansudah tentu merupakan suatu garis.
  2. Gempa Sentral. Gempa sentral adalah gempa yang episentrumnya berbentuk titik. Gempa vulkanik dan gempa runtuhan termasuk kelompok ini karena episentrumnya berupa titik.
Menghadapi Gempa Bumi
Bencana gempa bumi memang tidak bisa ditentukan kapan terjadinya, tapi kita bisa melakukan sesuatu jika gempa bumi itu datang menimpa. Ada beberapa cara untuk menghadapinya yaitu:

1. Jika kita di dalam ruangan
  • Jauhi barang-barang yang mudah jatuh, seperti lemari dan lampu gantung
  • Matikan api kompor jika sedang memasak, serta matikan juga peralatan elektronik lainnya untuk mencegah terjadinya kebakaran.
  • Hindari pula barang yang mudah pecah, seperti kaca dan jendela.
  • Berlindunglah di bawah meja atau tempat lain yang terlindung dari kemungkinan runtuhnya barang-barang. 
  • Lindungi kepala dari kemungkinan tertimpa benda-benda yang tidak kita inginkan
2. Jika kita di luar ruangan
  • Jauhi pohon-pohon yang tinggi, dan tiang listrik.
  • Carilah daerah yang terbuka seperti lapangan atau tempat lain yang jauh dari pepohonan dan gedung tinggi.
  • Lindungi kepala dari kemungkinan tertimpa benda-benda yang tidak kita inginkan
3. Jika kita sedang dalam kendaraan
  • Segera hentikan kendaraan di tempat yang terbuka.
  • Jauhi pepohonan, tiang listrik, papan reklame dan gedung-gedung tinggi.
  • Jangan berhenti di bawah jembatan, baik jembatan layang maupun jembatan penyebrangan.
  • Lindungi kepala dari kemungkinan tertimpa benda-benda yang tidak kita inginkan.
4 Persiapan untuk keadaan darurat
  • Menyediakan air minum untuk keperluan darurat. Bekas botol air mineral dapat digunakan untuk menyimpan air minum. Kebutuhan air minum biasanya 2 sampai 3 liter sehari untuk satu orang .
  • Menyiapkan tas ransel yang berisi (atau dapat diisi) barang-barang yang sangat dibutuhkan di tempat pengungsian. Barang-barang yang sangat diperlukan dalam keadaan darurat misalnya: Lampu senter berikut baterai cadangannya, air minum, kotak P3K berisi obat penghilang rasa sakit, plester, pembalut dan sebagainya, makanan yang tahan lama seperti biskuit, sejumlah uang tunai, buku tabungan, korek api, lilin, helm, pakaian dan barang-barang berharga yang harus dibawa di saat keadaan darurat
Hal yang terpenting dari semua itu lebih kepada pribadi kita sendiri yaitu jangan panik menghadapi musibah gempa ini. Tetap tenang dan jangan terburu-buru, lakukanlah dengan penuh perhitungan. Jika perlu mengungsi, mengungsilah ke tempat yang sudah ditentukan dan jangan mendekati daerah yang lebih rendah seperti laut, untuk menghindari terjadinya tsunami.

C. Gunung Meletus

Bagi penduduk yang tinggal di sekitar gunung, terutama gunung berapi, kemungkinan terjadinya gunung meletus selalu ada. Pada umumnya gunung yang akan meletus tidak langsung memuntahkan material yang dikandungnya. Gunung yang akan meletus mempunyai tanda tertentu. Tanda-tanda tersebut antara lain:
  1. Terjadinya gempa yang berulang-ulang
  2. Banyak binatang yang meninggalkan hutan di sekitar gunung
  3. Udara di sekitar gunung menjadi sangat panas
  4. Gunung mengeluarkan debu dan asap secara terus menerus
  5. Gunung mengeluarkan lelehan-lelehan lava pijar maupun lahar dingin
  6. Tercium bau belerang yang sangat menyengat 
Gunung meletus, terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Dari letusan-letusan seperti inilah gunung berapi terbentuk. Letusannya yang membawa abu dan batu menyembur dengan keras sejauh radius 18 km atau lebih, sedang lavanya bisa membanjiri daerah sejauh radius 90 km. Letusan gunung berapi bisa menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang besar sampai ribuan kilometer jauhnya dan bahkan bias mempengaruhi putaran iklim di bumi ini. 

Tips Menghadapi Letusan Gunung Merapi

Sebelum Letusan;
Cari tahu tentang system pengamanan di komunitas daerah masing-masing serta bagan alur keadaan darurat. Waspadai mengenai bahaya yang menyertai letusan gunungapi yaitu :
  • Lahar dan banjir bandang
  • Longsor dan hujan batu  (material gunung api)
  • Gempa bumi
  • Hujan abu dan hujan asam
  • Tsunami
Lakukan juga rencana evakuasi. apabila tinggal di daerah rawan bencana gunung api, harus ingat route mana  yang aman untuk dilalui. Selain itu mintalah keluarga yang tinggal berjauhan untuk saling menghubungi. Selain itu, buatlah persediaan perlengkapan darurat seperti:
  • Batere/ senter dan extra batu batere
  • Obat-obatan untuk pertolongan pertama
  • Makanan dan air minum untuk keadaan darurat.
  • Masker debu
  • Sepatu, dll
Walaupun tampaknya lebih aman untuk tinggal di dalam rumah sampai gunungapi berhenti meletus, tapi apabila kita tinggal di daerah rawan bahaya gunungapi akan sangat berbahaya. Patuhi instruksi yang berwenang dan lakukan secepatnya. 

Selama Letusan.
Ikuti perintah pengungsian yang diperintahkan oleh yang berwenang.
Hindari melewati searah dengan arah angin dan sungai-sungai yang berhulu di puncak     gunung yang sedang meletus.

Kemudian apabila terjebak di dalam ruangan/ rumah, hal yang harus kita lakukan adalah:
  • Tutup seluruh jendela, pintu-pintu masuk dan lubang /keran
  • Letakkan seluruh mesin ke dalam garasi atau tempat yang tertutup.
  • Bawa binatang atau hewan peliharaan lainnya ke dalam ruang yang terlindung.
Apabila berada di ruang terbuka:
  • Cari ruang perlindungan.
  • Apabila terjadi hujan batu, lindungi kepala dengan posisi melingkar seperti bola.
  • Apabila terjebak dekat suatu aliran, hati-hati terhadap adanya aliran lahar.
  • Hindari daerah bahaya yang telah ditetapkan oleh pemerintah/ lembaga yang berwenang/lihat peta daerah bahaya gunung api
Akibat letusan gunung api dapat dirasakan berkilo meter jauhnya dari sumber letusan. Aliran lahar dan banjir bandang, kebakaran hutan bahkan aliran awan panas yang mematikan dapat mengenai kita ketika gunung api meletus. Hindari lembah-lembah sungai dan daerah yang rendah, dan INGAT!!! jangan mencoba mendekati gunung api yang sedang meletus. 

Pasca Letusan:
Apabila mungkin, hindari daerah-daerah zona hujan abu. Apabila berada di luar ruangan:
  • Tutup mulut dan hidung dengan menggunakan masker karena debu gunung api dapat mengiritasi system pernapasan.   
  • Gunakan kacamata untuk melindungi mata.
  • Lindungi kulit dari iritasi akibat debu gunung api.
  • Bersihkan atap dari hujan debu gunung api. Hujan debu yang menutupi atap sangat berat dan dapat mengakibatkan runtuhnya atap bangunan. Hati-hati ketika bekerja di atap bangunan rumah.
  • Jika memungkinkan, hindari mengendarai kendaraan di daerah hujan abu yang lebat dengan maksud mengendarai kendaraan mengakibatkan debu tersedot dan dapat merusak mesin kendaraan dan dapat menimbulkan kerusakan.
  • Tinggallah di dalam rumah sampai keadaan dinyatakan aman di luar rumah. Ingat untuk membantu orang yang membutuhkan pertolongan seperti orang tua, orang yang cacat fisik, anak-anak dan sebagainya.

D. Tsunami

Gelombang tsunami adalah sebuah ombak yang terjadi setelah adanya gempa di bawah permukaan laut atau suatu longsor di bawah permukaan laut. Hal ini mengakibatkan terjadinya gelombang air laut yang besar dengan ketinggian mencapai 30 meter bahkan lebih di tengah laut.

Menghadapi Tsunami
Hal-hal yang bisa dilakukan jika tsunami terjadi adalah sebagai berikut:
  • Jika kita sedang berada di pinggir laut atau dekat sungai, segera berlari sekuatkuatnya ke tempat yang lebih tinggi. Jika memungkinkan, berlarilah menuju bukit yang terdekat.
  • Jika situasi memungkinkan, pergilah ke tempat evakuasi yang sudah ditentukan.
  • Jika situasi tidak memungkinkan untuk pergi ke tempat evakuasi, carilah bangunan bertingkat yang bertulang, gunakan tangga darurat untuk sampai ke lantai yang paling atas (sedikitnya sampai ke lantai 3).
  • Jika situasi memungkinkan, pakai jaket hujan dan pastikan tangan bebas dan tidak membawa apa-apa.

E. Tanah Longsor

Tanah longsor adalah suatu peristiwa geologi di mana terjadi pergerakan tanah seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Penyebab utama terjadinya longsor adalah hujan lebat pada daerah yang mempunyai lereng curam. Daerah yang tinggi dengan lereng curam serta tidak adanya pepohonan akibat penebangan kayu liar mengakibatkan terjadinya longsor yang menghantam daerah di bawahnya.

Peristiwa longsor ini sering tidak disadari oleh masyarakat yang tinggal di daerah perbukitan atau pegunungan yang gundul atau kurang memiliki ketahanan tanah yang kuat. Longsor juga banyak disebabkan karena ulah tangan manusia yang tidak bisa menjaga lingkungan. Longsor juga mengakibatkan banyak korban jiwa yang tidak sedikit.

Hal – hal yang perlu diketahui atau dilakukan untuk mencegah terjadinya longsor adalah:
  • Jangan menebang pepohonan tanpa diiringi penanaman kembali
  • Lakukan penanaman atau penghijauan lahan pada daerah yang gundul
  • Memahami pentingnya keberadaan pohon – pohon sebagai penahan air hujan
  • Belajar mencintai dan menjaga lingkungan sekitar agar tetap segar dan asri